Rabu, 26 November 2014
Selasa, 25 November 2014
Kondisi Lingkungan Di Daerah PROV.MALUKU
Kota Ambon merupakan ibukota Provinsi Maluku. Wilayah Kota Ambon merupakan bagian tengah dari Pulau Ambon, termasuk kawasan Teluk Ambon. Informasi mengenai Kota Ambon dan sekitarnya dapat diakses melalui Ambon Ekspress. Tampilan portal berita cukup menarik, dengan beragam rubrik yang tersedia, seperti Metro Manise, Lintas Pulau, Politik Amboina, RD Masohi, RD Tenggara, dan sebagainya.
Bersihkan Lingkungan Atasi Penyakit Kencing Tikus di kota ambon
Penyakit tersebut menyerang usai musim hujan pada Agustus 2013 sehingga lingkungan harus dibersihkan agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya tikus," kata Kadis Kesehatan Maluku, Meylke Pontoh, dikonfirmasi, Sabtu (31/5).
Peringatan ini sehubungan musim hujan di Kota Ambon biasanya pada awal Mei hingga Agustus sehingga sampah - sampah, selokan dan barang barang bekas harus dibersihkan.
"Upaya antisipasi lebih baik dari pada tertular barulah diobati karenanya langkah awal adalah intensif memelihara kebersihan lingkungan," ujarnya.
Karena itu, masyarakat hendaknya mewaspadai kencing atau kotoran hewan tikus.
Pembuktian penyakit leptospirosis harus ada pemeriksaan laboratorium yang menunjang diagnosa dokter," ujar Meylke.
Sedangkan, Kadis Kesehatan Kota Ambon, Threesye Tory, menyatakan, penyakit kencing tikus merupakan kasus pertama terjadi di Kota Ambon sehingga perlu penanganan khususnya di lokasi tempat tinggal tiga penderita yang meninggal dunia pada akhir 2013.
Tiga penderita adalah warga kelurahan Kudamati, kecamatan Nusaniwe maupun Skip dan Galala kecamatan Sirimau.
Sebelumnya, Dirut RSUD dr M Haulussy, Sri Ananta, membenarkan tiga dari 15 penderita penyakit kencing tikus meninggal dunia pada awal Oktober 2013.
Sedangkan 12 lainnya telah sembuh. Penderita yang mengalami gejala tertular penyakit tersebut segera dibawa ke rumah sakit agar dokter melakukan diagnosa dan melakukan penanganan medis secara teratur.
Gejala yang ditimbulkan dari penyakit kencing tikus, tahap pertama yakni penderita akan memiliki gejala yang mirip dengan flu yaitu sakit kepala, nyeri otot, muntah, demam tinggi dan kadang kala disertai ruam di kulit.
Tahap kedua penderita akan merasakan gejala yang sama seperti pada tahap awal. Gejala yang terjadi selanjutnya tergantung pada tingkat seberapa parah infeksi tersebut dan bisa juga disertai dengan penyakit kuning (kulit dan mata kuning), mata merah, sakit perut serta diare.
Gejala bisa juga mirip dengan penyakit meningitis. Pada kasus yang parah, infeksi ini juga menyebabkan kegagalan fungsi hati dan ginjal.
Penderita bisa meninggal karena gagal jantung, hati dan sistem pernapasan.
Lingkungan Ambon Menanam 344 Pohon Peneduh
Pengendalian dampak lingkungan (PDL) Kota Ambon dalam waktu dekat akan menanam 344 anakan pohon peneduh di sepanjang jalan utama di Kota Ambon.
Kegiatan ini terkait dengan peraturan Adipura dimana Kota Ambon merekomendasikan ruang terbuka hijau untuk tanaman pelindung yang kelihatannya sangat kurang pada wilayah jalan utama Kota Ambon, kata Kepala Kantor PDL Kota Ambon L.Izaak di Ambon, Kamis (3/10).
"Kami sudah programkan pada beberapa ruas jalan seperti di kawasan jalan Jenderal Sudirman, jalan Tulukabesi, jalan Pahlawan revolusi, jalan Rijali, dan jalan Pattimura akan diisi dengan tanaman pelindung," ujarnya.
Dia menjelaskan, pada ruang terbuka hijau atau lingkungan hijau tidak saja diisi dengan tanaman pelindung tetapi juga akan ditanaman pohon buah - buahan.
"Memang kalau di kawasan perumahan pasti ada warga yang menolak dan terutama ibu - ibu rumah tangga kalau disuruh menanam pohon pelindung seperti trumbesi apa lagi kalau ditanam berkisar antara 20 hingga 25 pohon," ujarnya.
Karena itu akan disediakan juga tanaman buah - buahan seperti mangga dan lainnya yang akan ditanam pada lokasi pemukiman yang menjadi prioritas titik pantau adipura.
"Misalnya saja pada perumahan Bank tabungan negara (BTN) dikawasan Kebun cengkih, Desa Batu merah, BTN Kanawa indah, BTN Manusela, kemudian perumahan Lateri indah dan perumahan Passo indah," ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, pada lokasi pertokoan yang memang tidak dimungkinkan untuk ditanam pohon peneduh digantikan dengan tanaman hias yang disediakan dalam pot kurang lebih ada 70 pot yang menyebar pada lima lokasi seperti jalan A.J.Patty, jalan A.M Sangaji, jalan Sultan Babulah, jalan Yos Soedarso dan jalan Pala.

Waspadai Hujan Di Ambon
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku mengimbau masyarakat di Kota Ambon agar mewaspadai hujan dengan intensitas sedang yang mengguyur daerah ini pada beberapa hari ke depan.
"Kami telah meneruskan peringatan dini dari BMKG ke BPBD Kota Ambon maupun Kota Tual dan sembilan Kabupaten lainnya," kata Sekretaris BPBD Maluku, Kifly Wakanno, di Ambon, Kamis (26/6).
Peringatan dini berkaitan dengan Kota Ambon saat musim hujan berkisar Juni - Agustus sering mengakibatkan banjir maupun tanah longsor dengan korban jiwa, permukiman, harta benda dan infrastruktur, baik sosial atau umum.
Dia mengakui, Stasiun Meteorologi Kelas II BMKG Pattimura Ambon memprakirakan , intensitas curah hujan yang melanda ibu kota Provinsi Maluku dan sekitarnya pada 2014 tergolong normal.
"Musim hujan yang intensitasnya tergolong normal itu diprakirakan puncaknya pada Juni hingga Juli 2014," kata Kifly.
Intensitas curah hujan yang memuncak pada Juni 2014 datanya hanya pada kurang lebih 580 mm.
"Itu (curah hujan, 580 mm-red) masih dalam kategori normal. Diprakirakan masih bertahan hingga Juli 2014 atau sudah bisa menurun di bawah 580 mm," ujarnya.
Pastinya, intensitas hujan pada Juni - Juli 2014 tidak separah periode yang sama saat 2013.
"Dari data yang kita punya, tidak separah pada Juni - Juli 2013. Kondisi ini untuk jangka panjang. Sementara untuk jangka pendek, masih ada kemungkinan terjadinya cuaca ekstrim dan bisa saja terjadi gangguan cuaca di sekitar Maluku,"tegas Kifly.
Disinggung kemungkinan terjadi banjir dan tanah longsor, dia menjelaskan, masih berpotensi sehingga diimbau senantiasa mewaspadainya.
"Soal potensi banjir dan longsor memang masih bisa terjadi. Banjir atau longsor khan tidak selamanya tergantung curah hujan, tapi pada pola penataan kota oleh pemerintah," katanya.
Karena itu, Kota Ambon maupun Kabupaten/Kota lainnya di Maluku perlu melakukan penataan lingkungan dengan baik, misalnya Daerah Aliran Sungai (DAS), sampah dan lainnya.
"Sekiranya intensitas curah hujan tinggi, tapi kemungkinan banjir atau longsor kecil. Begitu juga sebaliknya, bila penataan kota tidak baik, maka walaupun hujan sedikit, maka potensi banjirnya besar," ujar Kifly Wakanno.
Dampak hujan dan banjir di Kota maupun pulau Ambon pada 2013 tercatat belasan warga meninggal,
terluka maupun hilang, termasuk permukiman, sarana dan prasarana, baik umum maupun sosial rusak.
Empat Sungai di Kota Ambon Sudah Tercemar
Kepala Bapedalda Provinsi Maluku, Drs. Fauzan Qhotib, M.Si dalam jumpa pers dengan wartawan di Kantor Gubernur Maluku Jumat (20/06/2014) mengatakan, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) melakukan pemantauan terhadap kualitas air sungai di Provinsi Maluku sejak tahun 2013 lalu dengan melibatkan enam sampel air sungai.
Hasil Pemantauan tersebut ditemukan fakta bahwa 4 sungai di ibu Kota Ambon sebagai ibu kota Provinsi Maluku sudah masuk pada kategori tercemar berat.
Keempat sungai tersebut yakni Sungai Wai Batu Merah, Wai Batu Gantung, Wai Batu Gajah, dan Wai Tomu, sementara dua sungai lainnya, yakni Sungai Wai Siah di Desa Rumakay Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), dan Sungai Wai Bomaki di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dinilai masih dalam kategori tidak tercemar.
Dikatakan, perilaku hidup masyarakat serta perilaku sektor industri dinilai turut berperan dalam pencemaran sungai tersebut. Masyarakat cenderung menempuh jalan mudah untuk membuang sampah dengan cara menghanyutkan melalui Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melalui pemukiman ataupun terdekat dengan pemukiman masyarakat.
Hal inilah yang dianggap lebih praktis, ketimbang membawa langsung ke tempat penampungan sampah yang terdekat, padahal sungai merupakan sumber air baku yang sangat dibutuhkan untuk dikonsumsi setiap harinya.
"Sungai dianggap tempat yang paling strategis untuk membuang sampah, padahal sumber air baku untuk air yang kita konsumsi berasal dari sungai,"ujar Qhotib.
Menurutnya, masalah lingkungan yang dihadapi dewasa ini pada dasarnya adalah masalah ekologi manusia. Masalah ini timbul lantaran perubahan lingkungan yang menyebabkan lingkungan itu kurang sesuai lagi untuk mendukung kehidupan manusia dan jika hal ini tidak segera diatasi, maka pada akhirnya berdampak kepada terganggunya kesejahteraan manusia.
Kerusakan lingkungan yang terjadi dikarenakan eksplorasi sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Kerusakan lingkungan ini telah mengganggu proses alam, sehingga banyak fungsi ekologi alam terganggu.
Masalah lingkungan tidak berdiri sendiri, tetapi selalu saling terkait erat. Keterkaitan antara masalah satu dengan yang lain disebabkan karena sebuah faktor,
Bapedalda Maluku Gelar Lomba Daur Ulang Sampah
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Maluku menggelar lomba kreativitas daur ulang sampah dalam rangka menyambut Hari Lingkungan hidup sedunia yang jatuh pada 5 Juni 2014.
Ketua Panitia Yunan Tan, mengatakan lomba yang dibuka Asisten II bidang kesejahteraan Sosial Setda Maluku Ally Sela, di Ambon, Rabu(28/5), dibagi dua kategori yakni sekolah dasar (SD) dan SMP serta SMA sederajat dan umum.
Total peserta sebanyak 52 grup, masing-masing grup beranggotakan tiga orang dan terbagi untuk kategori SD dan SMP diikuti 21 grup, sedangkan SMA dan umum diikuti 31 grup.
Lomba kreativitas daur ulang sampah bertujuan mengajak masyarakat mengolah sampah sesuai prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) serta menjaga sungai-sungai di Kota Ambon agar tidak menjadi kotor.
"Kreativitas daur ulang sampah juga jika dikembangkan dalam skala besar dapat memberikan pendapatan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat," katanya.
Lomba disasarkan untuk menggerakkan komponen masyarakat untuk sadar dan berperan melindungi ekosistem pesisir dan ketahanan lingkungan pada umumnya, mengajak semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan kualitas lingkungan ekosistem pesisir sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
Selain itu mengajak semua pihak untuk menyatukan langkah melindungi ekosistem pesisir dari dampak perubahan iklim sehingga tercapai ketahanan lingkungan.
Kepala Bapedalda Maluku Fauzan Chatib mengatakan, lomba tersebut disasarkan guna meningkatkan kreativitas masyarakat dengan memanfaatkan barang-barang tidak terpakai atau sampah disekitarnya dan mengubahnya menjadi barang berharga dan memiliki nilai jual.
"Program tahunan ini juga akan berdampak meningkatkan ketahanan masyarakat dan kepedulian mereka terhadap lingkungan sekitar, sekaligus memandang menganggap sampah sebagai sesuai yang berharga dan dapat menghasilkan pendapatan," katanya.
Gubernur Maluku Said Assagaff dalam sambutan dibacakan Asisten Kesejahteraan Sosial Ally Sela mengatakan, sampah merupakan masalah yang terjadi di semua tempat, tetapi melalui pemanfaatan dan kreativitas, sampah dapat berubah menjadi barang berharga jual tinggi.
Gubernur Said memandang lomba tersebut sangat bermanfaat untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap masalah-masalah lingkungan sekaligus meningkatkan kreativitas sejak dini.
"Sampah menjadi masalah dimana-mana. Karena itu diperlukan upaya dan langkah terpadu dari hulu dan hilir untuk mengatasinya melalui pemanfaatan teknologi dan kreativitas tepat guna," katanya.
Dia berharap, kepedulian masyarakat terutama siswa dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah melalui kreativitas tepat guna, tidak hanya terbatas pada lomba tersebut, tetapi dapat dilakukan setiap saat sehingga memberikan dampak ganda, terutama lingkungan bersih dan sehat serta mendatangkan pendapatan.
sumber :
http://www.tribun-maluku.com/search?q=dampak+lingkungan+kota+ambon
http://www.tribun-maluku.com/2013/10/pdl-ambon-akan-menanam-344-pohon-peneduh.html
http://www.tribun-maluku.com/2014/06/bpbd-waspadai-hujan-di-ambon.
http://www.tribun-maluku.com/2014/05/bapedalda-maluku-gelar-lomba-daur-ulang.html
http://www.tribun-maluku.com/2014/09/anak-anak-di-ambon-harus-terbiasa-sikat.html
http://www.tribun-maluku.com/2014/05/dinkes-bersihkan-lingkungan-atasi.html
Langganan:
Postingan (Atom)